Selasa, 31 Januari 2017

 MBADUG KINI DI TAHUN 2017

Mbadug Kini Semakin Ramai dan Banyak di minati Masyarakat Nganjuk maupun luar kabupaten Nganjuk,
tak heran bila para anggota Ikatan Pedagang Mbadug terus mengembangkan Potensi yang ada di  kawasan Wisata  Kuliner Mbadug.
di mulai dari Rembug pedagang, di lanjutkan dengan bersih bersih kawasan bawah jembatan,dan kerja bakti pengurukan jalan masuk ke Lokasi wisata bermain anak di Bawah jembatan.



Senin, 03 September 2012

INSPIRASI

Banyak orang berpikir, tinggal di daerah terpencil di lereng pegunungan dengan akses transportasi dan komunikasi yang terbatas mengurangi kreativitas dan mendorong perilaku berpikir yang statis. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Sulastri, perempuan dari Pegunungan Wilis di lereng Desa Joho, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Sulastri berhasil menunjukkan kepada dunia mengenai ide-idenya yang inovatif dalam gerakan penyadaran masyarakat di pelbagai bidang kehidupan. Ide-idenya bisa menggerakkan ekonomi rakyat demi mengangkat derajat kehidupan mereka. Padahal, dia tidak pernah mengenyam bangku kuliah. "Kuncinya hanya belajar dan terus belajar. Tidak boleh malu sekalipun harus bertanya kepada yang lebih muda," ujar Kepala Desa Joho itu. Dia berhasil mengentaskan warganya dari kantong kemiskinan.

Desa Joho yang terletak 1.000 meter di atas permukaan laut adalah daerah gersang dan tandus pada musim kemarau. Tanaman pangan dan hortikultura hanya tumbuh satu musim dalam setahun. Praktis, ekonomi pertanian yang menopang hajat hidup mayoritas penduduk tidak berjalan normal. Hasil pertanian berupa jagung, ketela, dan kadang juga padi hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan perut warga sehari-sehari. Adapun kebutuhan sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan, terpaksa dikorbankan. Seperti lazimnya desa tertinggal, angka kemiskinan tinggi, angka putus sekolah tinggi, derajat kesehatan rendah. Dari 3.242 jiwa penduduk desa, sepertiganya masuk dalam kategori penduduk sangat miskin. Kondisi kaum perempuannya sangat menyedihkan. Mereka hanya berkutat di sumur, dapur, dan kasur. Kalaupun ada yang sedikit lebih maju, itu karena mereka menjadi pembantu rumah tangga di luar negeri.
Pulang kampung
Kisah perjuangan Sulastri dimulai saat ia memutuskan pulang ke kampung orangtuanya di Desa Joho, tahun 2000. Dia lahir dan besar di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, kampung para transmigran asal Jawa. Saat itu, kondisi Sulastri tidak lebih baik dibandingkan sebagian besar perempuan di desanya, meskipun ia sempat mengenyam Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 2 Kediri. Setelah menikah dengan Mulyono dan dikaruniai seorang anak, ia menjadi ibu rumah tangga biasa. Apalagi, sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara, Sulastri harus mengurus orangtuanya. Untuk menopang ekonomi keluarga, ia membuka toko kelontong di rumahnya. Suaminya hanya sopir angkutan.
Pada tahun 2003, sekelompok mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kediri melakukan kuliah kerja nyata di desanya. Mereka meninggalkan "pekerjaan" baru bagi Sulastri untuk meneruskan mengajar di Taman Pendidikan Al Quran rintisan mahasiswa. "Kelihatannya sederhana, tetapi praktiknya tidak mudah. Jangankan mengajar, punya pengetahuan saja tidak," katanya. Melihat ironi kehidupan di depan matanya, Sulastri berinisiatif datang ke kampus dan meminta mahasiswa mengajari ibu-ibu menjadi tutor. Sejak saat itu, ia mulai menghimpun kaum perempuan di desanya berkumpul sekadar berbagi cerita dan informasi.
Cerita dari perempuan-perempuan desanya membuat hati Sulastri semakin trenyuh. Dia pun mendirikan Paguyuban Perempuan Sido Rukun hanya dengan berbekal niat dan semangat. Demi memajukan paguyuban, ia nekat datang ke kampus dan meminta bantuan hewan ternak untuk dipelihara dengan harapan dapat menambah penghasilan masyarakat. "Ketika itu kami diberi uang Rp 500.000 yang hanya cukup membeli dua ekor kambing kacang (atau kambing sayur, kambing berkualitas paling rendah)," ujarnya.Induk kambing kemudian dipelihara bergantian. Anaknya diambil sebagai upah pemelihara. Jika anaknya lebih dari satu, anak yang lain dibagikan kepada keluarga yang membutuhkan.
Meskipun sukses dengan usaha kambingnya, Sulastri masih merasa ada yang mengganjal di hatinya. Itu karena ia masih melihat ibu-ibu itu tak punya kegiatan alias menganggur. Dia lalu mengajak mereka membuat usaha keripik buah pisang, talas, dan sukun. Sulastri sendiri yang memasarkannya ke Kota Kediri, sekitar 20 kilometer dari desanya. Ide pembuatan keripik didasari murahnya harga hasil bumi. Setandan pisang raja nangka, misalnya, hanya Rp 1.500 sampai Rp 2.000. Padahal, setelah diolah menjadi keripik, setandan pisang itu bisa menghasilkan Rp 60.000. Harga talas dan sukun malah lebih rendah lagi.
Koperasi
Paguyuban kemudian mendirikan Koperasi Simpan Pinjam Sido Makmur. Modalnya berasal dari iuran pokok anggota Rp 25.000 dan iuran wajib Rp 5.000 per bulan. Kini koperasi itu bisa meminjamkan Rp 2 juta kepada para anggotanya. Padahal, awalnya pinjaman maksimal cuma Rp 50.000. "Sebelum ada koperasi, warga pinjam ke rentenir. Bayarnya setelah panen. Kalau gagal panen, utang menumpuk karena bunganya tinggi," katanya.
Berkat pinjaman koperasi, masyarakat bisa membuka usaha baru atau mengembangkan usaha yang sudah berjalan. Kini, tercatat 30 usaha budidaya lebah madu berkembang di Joho.Itu pun juga tidak lepas dari usaha Sulastri meminta bantuan Dinas Kehutanan Kabupaten Kediri memberikan penyuluhan tentang ternak madu dan modal awal dua kotak sarang lebah.Yang tidak kalah penting, bangkitnya industri rumah tangga pembuatan "kutang (beha) tradisional". Sedikitnya ada tiga perajin dengan produksi ratusan buah beha per minggu.Perempuan yang tengah hamil muda anak keduanya itu juga gencar mempromosikan produk usaha kecil dari desanya di setiap kesempatan, terutama ketika bertemu masyarakat dari luar.
Dalam tiga tahun terakhir, penduduk miskin di Desa Joho berkurang 359 keluarga. Kini hanya 600 rumah tangga. Hasil pendataan Badan Pusat Statistik, rumah tangga miskin yang berhak menerima beras miskin tahun 2010, tinggal 507 keluarga. Kini Sulastri mulai bergerak ke sektor lain. Misalnya, mengembangkan kesenian musik tradisional dengan alat lesung dan alu, alat menumbuk padi pada zaman dahulu. Kesenian ini tampil pada acara-acara penyambutan tamu. Namun, tak jarang juga mereka diundang di perhelatan, seperti pameran kerajinan, acara wisuda sarjana, dan momen penting lainnya.
Sulastri terus bergerak. Dia berjanji akan mengawal pendidikan di desanya agar generasi muda yang lahir menjadi manusia yang lebih unggul dan andal, tidak hanya sekadar menjadi TKI. Dia juga berencana merintis kembali usaha pembuatan sirup berbahan tanaman rosela. Dia seperti memberikan pencerahan bahwa bicara saja tidak cukup. Bukti dengan kerja keras lebih dibutuhkan negeri ini.
sumber : Runik Sri Astuti/kompas

Jumat, 31 Agustus 2012

KETUPAT

                      IKATAN PEDAGANG MBADUG
                                        IPM MBADUG
           Ds.Malangsari Kec.Tanjunganom Kab.Nganjuk

                                   MENGUCAPKAN :

            SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1433 H
                   MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN
             MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

Senin, 25 April 2011

DIRIKAN KOPERASI SEBAGAI BENTUK KONGKRIT MEMBANGUN NEGERI INI










Setiap Pedagang pasti Mengalami Situasi darurat/kepepet.entah karena dagangan yang kemarin gak begitu laku,entah anaknya membutuhkan biaya sekolah,atau karena harus membeli sesuatu  yang sifatnya mendesak dan tidak bisa di tunda.
Mungkin berikut ini bisa menjadi alternatif:

  1. Ke saudara:Siapa lagi yang bisa menolong kita selain   saudara.tetapi,saudara-saudara kita sudah sering kali kita pinjami.jadi tidak mungkin kita pinjami lagi.
  2. ke tetangga:Tidak bisa,karena tidak enak rasanya jika nanti pada waktu pengembalian ada mblesetnya.karena dulu minjem 20ribu terlambat pengembaliannya malah membikin hubungan baik menjadi retak.jangan ketetangga ahhhh.........
  3. Ke Bank :ehmmm...,tidak bisa,karena urusan administrasinya ruwet dan bertele-tele,apalagi pihak Bank mengharuskan adanya jaminan,sedangkan kita apa yang harus kita jaminkan??meskipun ada program KUR katanya....tapi tetap aja pencairannya RUWET...!!
  4. Ke KSP/Bank Titil: ya..ya..ya..,mudah sich....,cepat dan pasti bisa,Tetapi bunganya sangat tinggi dan sangat merugikan kita.
SOLUSINYA
  • Kumpulkan modal sendiri dengan tetangga sekitar kita,saudara-saudara,teman-teman dekat.buat kesepakatan bersama untuk MEMBANGUN KOPERASI SENDIRI yang bisa menyediakan dana cepat dengan bunga / jasa yang tidak memberatkan anggota.Koperasi yang berbeda dengan KSP yang hanya mementingkan keuntungkan semata.Bangun koperasi yang menguntungkan bagi diri kita dan anggotanya.Bentuk dan Bangunlah KOPERASI di lingkungan terkecil kita.
DIRIKAN KOPERASI SEBAGAI BENTUK KONGKRIT MEMBANGUN NEGERI INI By:IPM

Minggu, 10 April 2011

Berkumpul dan BerKoperasi ala Ikatan Pedagang Mbadug (IPM)

Suasana Kekeluargaan Pedagang Mbadug


Mbadug Malangsari 10-April-2011
Koperasi merupakan unit usaha yang berasaskan kekeluargaan,yang mana pelaku utama dari unit usaha tersebut adalah pedagang sendiri,sumber daya yang ada dikelola bersama sehingga mencapai tujuan yang diinginkan yakni kesejahteraan pedagang pada umumnya dan anggota pada khususnya.koperasi dapat membentuk pedagang menjadi mandiri,karena dengan hal ini pedagang tidak akan mempunyai sikap ketergantungan.
       Secara garis besar badan usaha koperasi adalah kumpulan orang-orang yang tergabung dalam dalam sebuah organisasi dengan tujuan yang sama,badan usaha inipun mempunyai peranan penting dalam perekonomian pedagang dan juga bagi Pemerintah.
Sejalan dengan kebijakan tersebut,seluk beluk tentang koperasi perlu terus di informasikan kepada pedagang,hal ini dilakukan oleh Pepenk dan Mujianto Bendol di kawasan pasar ikan Mbadug.koperasi sebagai salah satu lembaga ekonomi  akan semakin dapat difahami  dan dirasakan manfaatnya oleh pedagang ,sebagai wadah pengembangan usaha koperasi diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan pedagang khususnya anggota.
     Meningkatkan motivasi dan kerjasama diantara anggota kelompok dalam rangka pengelolaan dan pengembangan usaha yang dilakukan.
Melalui kelompok ini diharapkan usaha perikanan budidaya yang dikelola semakin berkembang dan membawa dampak perubahan yang lebih baik terhadap peningkatan kesejahteraan para anggotanya.
Adapun tujuan dibentuknya koperasi pedagang diantaranya:
  • Dengan dibentuknya koperasi simpan pinjam diharapkan dapat meningkatkan perekonomian di lingkungan para pedagang mbadug. 
  • Dengan dibentuknya koperasi simpan pinjam diharapkaan pedagang menjadi mandiri dalam berdagang dan berwira usaha di lingkungan pasar ikan mbadug. 
  • Dapat meningkatkan rasa kekeluargaan dan sikap gotong royong di lingkungan wisata kuliner mbadug melalui koperasi. 
  • Meningkatkan pendapatan perkapita pedagang melalui sisa hasil usaha (SHU).
  • Menyejahterakan anggota.
 By:Pepenk.

Rabu, 06 April 2011

RUWATAN PASAR MBADUG MARET 2011

           Selamat dan sukses buat keluarga besar Ikatan Pedagang Mbadug ( IPM )Nganjuk
Apa yang di lakukan oleh kawan-kawan kita para komunitas pedagang ikan mbadug harus kita apresiasi. Di tengah hiruk pikuk swasana bathin negeri yang terkoyak akibat dari krisis multidimensi hingga krisis moral yang melanda para pejabat kita, sebagian dari saudara kita masih mampu berbuat untuk kebangkitan negeri dengan suka rela.Banyak pelajaran yang kita peroleh dari acara "ruwatan yang di gelar oleh seluruh pelaku pasar ikan mbaduk, mulai nelayan,pedagang ikan segar,pedagang ikan olahan,pkl, tukang parkir, semua bersuka cita menyambut "pesta" kemengangan ini. Inilah kemenangan kecil suatu komunitas yang harus kita teladani, bagaimana mereka (pelaku pasar ) secara bersama-sama membangun, mengelola atas sumberdaya yang mereka miliki. Kegiatan ruwatan yang di hadiri mulai perangkat desa setempat sampai pemerintahan daerah ini, mulai dari unsur kepolisian sampai militer ini, adalah merupakan bentuk syukur Kehadirat Allah sang pencipta alam, yang telah memberikan kekayaan alam bagi uamat nya, yang samapai saat ini sangat di rasakan oleh semua pelaku pasar ikan mbadug.
Unsur lain yang harus kita teladani adalah bagaimana mereka mampu mengintegrasikan antara alam,logika,dan realitas hidup, sehingga keseimbangan alam dan hidup bisa terus lestari.Simbiosis antara pelaku dan lingkungan alam sangat terasa di lingkungan pasar ikan mbadug ini, bagaimana antara tradisi akar rumput (pedagang ) dengan nilai ferstikal bersinergi dan menghasilkan sebuah kekuatan dasyat untuk lebih menghargai ciptaan Tuhan berupa Bumi,langit,dan isinya.
Saat ini pasar ikan mbadug sudah menjadi tempat kuliner yang memanjakan para penikmatnya, akan tetapi pengunjung juga bisa menikmati keindahan alamnya, dan aneka ragam permainan, sungguh sangat mempesona.
      Akan tetapi, yang harus dilakukan oleh semua pelaku pasar, bahwa bagaimana pasar ini betul-betul pasar tradisional, tetap mempertahankan model dan bentuk sebagai pasarnya rakyat,bukan pasar investor,bukan pasar waralaba,bukan pasar modern yang bisa menggusur para pedagang dan pelaku pasar mbadug. Karena pengalaman selama ini, banyak pasar beralih fungsi menjadi pasar modern, sehingga para pelaku pasar, yang mempunyai sejarah berdiri nya pasar akan tergusur oleh pemodal.
Untuk itu sekali lagi kami atas nama pribadi dan Serikat Rakyat Anjuk Ladang Bangkit ( Serab Nganjuk ) mengucapkan selamat bagi Ikatan Pedagang Mbadug (IPM ) yang telah sukses menyelenggarakan acara Gelar Doa Bersama Dan Ruwatan hari selasa tanggal 29 maret 2011 dengan berbagai macam acara.
      Kita jangan berpuas diri,kita harus semakin memperkuat diri karena apapun bisa terjadi di pasar kita tercinta ini,terutama kaum pemodal (kapitalis) yang bisa merubah segalanya di pasar mabdug ini.
      Buat pemangku kepentingan, dalam hal ini pemerintah kabupaten Nganjuk dan Dinas terkait, mohon untuk perlindungan bagi seluruh pelaku pasar ikan mbadug ini, sehingga mereka semua akan merasa tenang dan mendapat kesejahteraan, sehingga mereka pun akan lancar membayar pajak. 
      Selain itu juga sinergi anatra pelaku pasar harus terus dilakukan, apapun yang dilakukan harus melibatkan para pedagang, baik perencanaan dan program bagi pelaku pasar, sehingga pasar kuliner yang menjadi kebanggan masyarakt Nganjuk ini bisa kita pertahankan, nilai historis,budaya,sosial dan ekonomi.( By:IPM)